Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang ditemukan pada hewan dan manusia. Beberapa tipe coronavirus menginfeksi manusia dan diketahui menyebabkan penyakit mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS).
Novel coronavirus (CoV) adalah suatu turunan coronavirus yang sebelumnya tidak teridentifikasi pada manusia. Coronavirus baru (novel), yang kini dinamakan 2019-nCoV, sebelumnya belum pernah terdeteksi, hingga akhirnya wabah coronavirus dilaporkan terjadi di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019.
Tidak, 2019-nCoV memang berasal dari kelompok virus yang sama dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS-CoV) tetapi merupakan suatu virus yang berbeda.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan gejala ringan seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Bagi beberapa orang, gejalanya dapat lebih parah, dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) atau kesulitan bernapas. Sejumlah kecil kasus penyakit ini menyebabkan kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang dimiliki sebelumnya (seperti diabetes dan penyakit jantung) terindikasi lebih rentan menderita penyakit yang parah karena virus ini.
Penelitian membuktikan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia di Tiongkok pada tahun 2002 dan MERS-CoV dari unta ke manusia di Arab Saudi pada tahun 2012. Beberapa jenis coronavirus tersebar dari hewan ke hewan dan belum mulai menginfeksi manusia. Seiring dengan meningkatnya surveilans (pemantauan) di seluruh dunia, jenis coronavirus lainnya kemungkinan akan ditemukan.
Hewan yang menjadi sumber penularan 2019-nCoV belum diketahui, tetapi hal ini bukan berarti seseorang dapat terkena 2019-nCoV dari segala jenis hewan atau dari binatang peliharaan. Kemungkinan hewan sumber penularan 2019-nCoV di Tiongkok berasal dari pasar hewan segar di Tiongkok. Untuk melindungi diri Anda saat berada di pasar hewan segar, hindari kontak langsung dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan, tanpa menggunakan alat pelindung.
Konsumsi produk hewani mentah atau tidak matang sempurna perlu dihindari. Daging mentah, susu, atau organ hewan mentah perlu ditangani dengan hati-hati dan disesuaikan dengan praktik keamanan pangan guna menghindari kontaminasi silang dengan makanan yang tidak dimasak.
Tidak, saat ini masih belum ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan pendamping atau peliharaan seperti kucing dan anjing sudah terinfeksi atau menyebarkan 2019-nCoV.
Ya, 2019-nCoV menyebabkan penyakit pernapasan dan dapat ditularkan dari orang ke orang. Penularan ini umumnya terjadi setelah terjadi kontak jarak dekat dengan pasien yang terinfeksi, misalnya tempat kerja di rumah, atau fasilitas pelayanan kesehatan.
Tetaplah mengikuti informasi terbaru mengenai wabah ini yang tersedia di situs web WHO, dan jagalah kesehatan dengan cara-cara berikut:
Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.
Mengapa? Ketika seseorang yang terinfeksi suatu penyakit pernapasan (seperti 2019-nCoV) batuk atau bersin, ia mengeluarkan butiran uap yang mengandung virus penyakit tersebut. Jika Anda terlalu dekat, virus tersebut dapat terhirup oleh Anda.
Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda yang bisa saja terkontaminasi oleh virus tersebut. Jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi, Anda dapat tertular virus tersebut dengan memindahkan virus dari permukaan yang terkontaminasi ke tubuh anda.
Jika Anda demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sampaikan kepada petugas kesehatan jika Anda pernah bepergian ke daerah di Tiongkok di mana kasus 2019-nCoV pernah dilaporkan, atau jika Anda pernah kontak jarak dekat dengan orang yang bepergian dari Tiongkok dan memiliki gejala penyakit pernapasan.
Mengapa? Ketika Anda demam, batuk, dan kesulitan bernapas, penting bagi Anda untuk segera mencari penanganan medis karena hal ini dapat disebabkan oleh infeksi pernapasan atau kondisi serius lainnya. Gejala pernapasan yang disertai demam dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab, salah satunya 2019-nCoV, tergantung dari riwayat perjalanan Anda dan keadaan lain.
Memakai masker medis dapat membantu membatasi penyebaran penyakit pernapasan tertentu. Namun, memakai masker saja tidak dijamin dapat menghentikan infeksi dan harus digabungkan dengan langkah pencegahan lain seperti menjaga kebersihan tangan dan pernapasan, dan menghindari kontak jarak dekat – jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain.
WHO menyarankan agar masker medis digunakan secara wajar, sehingga pemborosan tidak terjadi dan masker tidak disalahgunakan (lihat Saran penggunaan masker). Penggunaan masker yang wajar berarti masker hanya digunakan jika Anda memiliki gejala pernapasan (batuk atau bersin), dicurigai terinfeksi 2019-nCoV yang disertai gejala-gejala ringan atau sedang merawat seseorang yang dicurigai terinfeksi 2019-nCoV. Orang yang tersangka terinfeksi 2019-nCoV dapat dikaitkan dengan riwayat perjalanan ke daerah di Tiongkok di mana kasus 2019-nCoV pernah dilaporkan, atau interaksi jarak dekat dengan orang yang datang dari Tiongkok dan memiliki gejala pernapasan.
Orang yang tinggal atau pergi di daerah tempat terjadinya penyebaran virus 2019-nCoV berisiko terinfeksi. Sekarang ini, 2019-nCoV menyebar di Tiongkok, tempat sebagian besar orang yang terinfeksi sudah dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara lain merupakan orang-orang yang baru bepergian ke Tiongkok, tinggal bersama dengan, atau beraktivitas dengan orang-orang yang baru bepergian dari Tiongkok tersebut, seperti anggota keluarga, rekan kerja, atau tenaga medis yang merawat pasien yang sebelumnya belum diketahui terinfeksi 2019-nCoV.
Tenaga kesehatan yang merawat orang-orang yang terinfeksi 2019-nCoV memiliki risiko yang lebih tinggi dan harus melindungi diri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi.
WHO terus memonitor faktor-faktor terkait wabah ini untuk lebih memahami di mana saja virus ini menyebar dan bagaimana cara orang-orang dapat melindungi diri mereka dari infeksi. Untuk informasi lebih lanjut, lihat laporan situasi terbaru dari WHO: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports/
Meskipun kita masih perlu mengerti lebih dalam tentang dampak 2019-nCoV pada manusia, sejauh ini, lansia, dan orang-orang yang sudah memiliki keadaan medis sebelumnya (seperti diabetes dan penyakit jantung) terindikasi lebih berisiko menderita penyakit parah.
Coronavirus baru merupakan sebuah virus pernapasan yang terutama menyebar melalui kontak dengan seseorang yang terinfeksi, melalui butiran uap yang keluar ketika seseorang (misalnya) batuk atau bersin, atau melalui butiran air liur atau lendir yang keluar dari hidung. Penting bagi setiap orang untuk menjaga kebersihan pernapasan dengan baik. Misalnya, dengan cara bersin atau batuk pada lengan bagian dalam dengan siku yang terlipat, atau gunakan kertas tisu dan segera buang kertas tisu tersebut ke tempat sampah yang tertutup. Penting juga untuk mencuci tangan secara berkala dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
Belum diketahui berapa lama virus 2019-nCoV bertahan di atas permukaan suatu benda, tetapi menurut informasi awal virus ini dapat bertahan selama beberapa jam. Disinfektan dapat membunuh virus ini sehingga tidak lagi dapat menginfeksi orang.
Orang yang terinfeksi 2019-nCoV, flu, atau batuk pilek biasanya menunjukkan gejala gangguan pernapasan seperti demam, batuk, dan pilek. Meskipun ada banyak gejala yang mirip, virus penyebabnya berbeda. Kemiripan ini membuat penyakitnya sulit diidentifikasi hanya berdasarkan gejalanya. Karena itu, untuk mengonfirmasi apakah seseorang terjangkit 2019-nCoV, diperlukan uji laboratorium.
WHO selalu merekomendasikan agar orang yang batuk, demam, dan kesulitan bernapas mencari pertolongan medis secepatnya. Pasien perlu menyampaikan kepada petugas kesehatan jika mereka telah bepergian dalam waktu 14 hari sebelum gejala muncul, atau jika pasien telah melakukan kontak jarak dekat dengan orang sakit yang disertai gejala gangguan pernapasan.
Periode inkubasi adalah jangka waktu antara mulainya infeksi dan munculnya gejala klinis penyakit. Sekarang ini diperkirakan periode inkubasi virus ini antara 1-12.5 hari dengan nilai tengah 5-6 hari. Perkiraan ini akan disempurnakan jika kami telah menerima data baru. Berdasarkan informasi dari penyakit coronavirus lainnya, seperti MERS dan SARS, periode inkubasi 2019-nCoV dapat mencapai 14 hari. WHO merekomendasikan 14 hari pemantauan lanjutan untuk kasus yang terkonfirmasi.
Memahami jangka waktu di mana pasien yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ini kepada orang lain sangatlah penting untuk upaya pengendalian. Diperlukan informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi untuk menentukan periode penularan 2019-nCoV. Menurut laporan terbaru, terdapat kemungkinan orang yang terinfeksi 2019-nCoV dapat menularkannya sebelum menunjukkan gejala yang berarti. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini, penyebaran virus ini sebagian besar berasal dari orang yang menunjukkan gejala.
Tidak, nasihat kami tetap sama. WHO memberikan nasihat tentang cara melindungi diri dari 2019-nCoV, seperti virus lain yang menyebar melalui jalur pernapasan.
Selain itu, sangatlah penting dalam konteks layanan kesehatan bahwa tenaga kesehatan dapat melindungi diri dari infeksi. Panduan WHO tentang langkah pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilihat di sini.
Ya, menerima paket seperti itu aman dan orang yang menerima paket tidak berisiko terkena coronavirus baru ini. Berdasarkan pengalaman dengan coronavirus lainnya, kami mengetahui bahwa jenis virus ini tidak bertahan lama di atas permukaan benda-benda, termasuk surat atau paket.
Tidak, antibiotik tidak dapat melawan virus, melainkan hanya melawan infeksi bakteri. Novel coronavirus ini adalah suatu virus, sehingga antibiotik tidak dapat digunakan sebagai cara pencegahan atau penanganan.
Hingga kini, belum ada obat yang direkomendasikan untuk mencegah atau mengobati novel coronavirus. Namun, orang yang terinfeksi 2019-nCoV perlu mendapatkan perawatan yang cukup untuk meringankan dan menangani gejalanya. Orang yang sakit parah perlu mendapatkan perawatan pendukung yang optimal. Beberapa perawatan khusus untuk novel coronavirus sedang diteliti dan akan dicoba dengan uji klinis. WHO membantu mengkoordinasi upaya pengembangan obat untuk menangani nCoV dengan berbagai mitra.
Jika Anda ingin melindungi diri agar tidak terinfeksi coronavirus baru ini, Anda perlu menjaga kebersihan tangan dan pernapasan, konsumsi makanan yang aman, dan menghindari kontak jarak dekat, jika memungkinkan, dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Langkah-langkah berikut tidak direkomendasikan secara spesifik sebagai pengobatan 2019-nCoV karena tidak efektif untuk perlindungan diri, dan bahkan bisa membahayakan:
Jika Anda demam, batuk, dan sulit bernapas, carilah penanganan medis secepatnya untuk mengurangi risiko menderita infeksi yang lebih parah, dan pastikan Anda menyampaikan riwayat perjalanan Anda kepada penyedia layanan kesehatan Anda.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang ditemukan pada hewan dan manusia. Beberapa tipe coronavirus menginfeksi manusia dan diketahui menyebabkan penyakit mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS).
Novel coronavirus (CoV) adalah suatu turunan coronavirus yang sebelumnya tidak teridentifikasi pada manusia. Coronavirus baru (novel), yang kini dinamakan 2019-nCoV, sebelumnya belum pernah terdeteksi, hingga akhirnya wabah coronavirus dilaporkan terjadi di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019.
Apakah virus baru ini sama dengan SARS?
Tidak, 2019-nCoV memang berasal dari kelompok virus yang sama dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS-CoV) tetapi merupakan suatu virus yang berbeda.
Apakah virus baru ini berbahaya?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi 2019-nCoV dapat menyebabkan gejala ringan seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Bagi beberapa orang, gejalanya dapat lebih parah, dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) atau kesulitan bernapas. Sejumlah kecil kasus penyakit ini menyebabkan kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang dimiliki sebelumnya (seperti diabetes dan penyakit jantung) terindikasi lebih rentan menderita penyakit yang parah karena virus ini.
Apakah manusia dapat terinfeksi 2019-nCoV dari hewan?
Penelitian membuktikan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia di Tiongkok pada tahun 2002 dan MERS-CoV dari unta ke manusia di Arab Saudi pada tahun 2012. Beberapa jenis coronavirus tersebar dari hewan ke hewan dan belum mulai menginfeksi manusia. Seiring dengan meningkatnya surveilans (pemantauan) di seluruh dunia, jenis coronavirus lainnya kemungkinan akan ditemukan.
Hewan yang menjadi sumber penularan 2019-nCoV belum diketahui, tetapi hal ini bukan berarti seseorang dapat terkena 2019-nCoV dari segala jenis hewan atau dari binatang peliharaan. Kemungkinan hewan sumber penularan 2019-nCoV di Tiongkok berasal dari pasar hewan segar di Tiongkok. Untuk melindungi diri Anda saat berada di pasar hewan segar, hindari kontak langsung dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan, tanpa menggunakan alat pelindung.
Konsumsi produk hewani mentah atau tidak matang sempurna perlu dihindari. Daging mentah, susu, atau organ hewan mentah perlu ditangani dengan hati-hati dan disesuaikan dengan praktik keamanan pangan guna menghindari kontaminasi silang dengan makanan yang tidak dimasak.